Jumat, 22 Juni 2012
terselip
NDALAM RENUNGA
Banyak orang mengaku" aku masih kerabat dekat dengan sang raja" namun raja membisu seribu kata. Raja tak menoleh kekiri atau kekanan. Namun alam pandai menilai siapa kerabat siapa bukan. Dan ketika air mata menumpuk di pelupuk, air matapun tumpah membanjiri pipi. Namun hati pandai menerka siapa yang menangis siapa pula berpura-pura.Habis sudah aku berpikir melihat mentari tiada sinar melihat mawar tiada harum.Tak berani aku berkata tiada pula menyentuh terlalu suci tuk dijangkau oleh tanganku yang terlanjur dikata kotor. Tapi aku masih punya Tuhan yang maha Rahman penyingkap tabir remang dalam pandangan kasyap mata. Aku punya pengakuan pada Tuhan bahwa jiwaku kotor tak sesuci banyak orang mengaku kerabat raja, aku hanya jemuran yang mengharap sinar mentari, aku hanya hidung yang flu yang berharap keharuman bunga mawar.
Langganan:
Postingan (Atom)